Suami Istri yang Hobi Jalan-Jalan

Welcome to our page! We are a happily married couple named Monel (Mrs.) and Kumis (Mr.). We are here to share everything related to travel as well as other extra tips. Keep reading and subscribe!

 Halo sodara-sodara, Saat merencanakan menikah, bukan hanya persiapan hari H yang dipikirin. Tapi kehidupan setelah hari H. Kadang k...





 Halo sodara-sodara,

Saat merencanakan menikah, bukan hanya persiapan hari H yang dipikirin. Tapi kehidupan setelah hari H. Kadang kita terlena dengan sibuk milih vendor tata rias, photography, dekor, catering dan masih banyak lagi sampai.... ENG ING ENG!

"Yang, kita tinggal dimana nih ntar abis nikah?"

Beruntung Mas Kumis punya talenta luar biasa tentang berpikir jauh kedepan (kadang terlalu depan) dan ditengah kesibukan milih-milih vendor sampai fitting dan testing ini itu, dia udah bikinin proper schedule untuk bicarain masalah tempat tinggal. (I'll share about his amazing skill in planning next time).

Intinya, kami sepakat untuk sewa apartemen karena; lokasi kantor kami jauh dari rumah orang tua kami dan belum ada tabungan untuk beli rumah sendiri.

Jadi beberapa weekend kami sebelum menikah dihabiskan untuk keliling Jakarta, nyari tempat tinggal terbaik untuk kami nantinya.

Nah, alhamdulillah setelah setahun lebih dikit, kami paksakan untuk membeli rumah mungil sederhana untuk kehidupan masa depan. Walaupun baru beberapa bulan tinggal di rumah sendiri, kami jadi bisa membandingkan pengalaman tinggal di apartemen dan tinggal di rumah.

Disclaimer: tiap pasangan pasti punya pertimbangan dan pro cons nya masing-masing. Jadi disini aku cuma bisa share berdasarkan pengalaman aja yaa. Karena kami pun bukan ahli yang berkaitan dengan bidang tempat tinggal. Yang eneng tau, tinggal dimanapun itu yang penting sama Mas Kumis.

Azeg. Uhuk.

Jadi disini kami beberkan beberapa faktor sebagai pembanding tinggal di Apartemen vs Rumah.
Met baca semuaa! (Lha dari tadi juga baca gemanaseh).

1. Lokasi

 Apartemen : Setelah mengarungi Jakarta demi nyari apartemen yang pas (naek bajaj, ojek online motor sendiri-sendiri, kereta dsb) lokasi hampir disemua apartemen yang affordable itu strategis.
Terutama kalau consideration kalian nyari tempat tinggal yang deket ke kantor. Setidaknya terjangkau dengan ojek online. Dan biasanya deket Mall dan tempat makan murah.
Nggak enaknya, deket ke pusat kemacetan. Kadang bangun tidur uda denger klakson heboh. Mau pulang harus menerobos kerumunan macet, padahal tinggal semeter doang. Sedih

Rumah : Nah, again, kalau pertimbangan kalian nyari yang deket kantor terutama kalo kantornya di segitiga emas Kuningan macem aku, bhay aja deh. Selain karena harganya mahal, well kayanya cuma itu alesannya. Jadi nyari rumah yang nyaman kayanya harus mengorbankan di lokasi yang lumayan jauh dari kantor.

2. Akses ke Fasilitas

Apartemen : Mengutip kata-katanya temen mas kumis "Kalo tinggal di apartemen itu kaya dimanjain sama fasilitas yang fana." Emang bener. Mau ke minimarket? tinggal turun lift. Keran bocor? Tinggal telepon mekanik yang lagi jaga. Belanja? Ada tukang sayur di basement. Parkir? Ada tukang parkir yang ngarahin. Bener-bener dimanjain banget.

Rumah : Mau ke laundry, naek motor dulu ke depan komplek. Mau ke minimarket juga. Mau ke pasar juga. Keran bocor? Ini kenyataan, kami belom ganti jadi yauda ga dipake aja kerannya wkwk. Pokoknya setelah lepas dari apartemen, kami kaya "dipaksa" untuk mandiri banget.

3. Dunia Per-Tetangga-an

Apartemen : I don't know was it just me and mas kumis atau orang lain yang tinggal di Apartemen juga gitu. Kami sama sekali nggak kenal bahkan nggak tau yang tinggal di sebelah unit kami siapa. Padahal ada yang bilang tetangga adalah saudara terdekat. Ini wajar, karena rata-rata orang hanya menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal sementara. So, we mind our own business.
Enaknya, urusan pribadi kita nggak ada yang nyampurin. Nggak enaknya, kita nggak tau background / kerja apa tetangga kita.

Rumah : Lebih kekeluargaan. Especially saat weekend, kita bisa melihat aktifitas keluarga-keluarga lain yang ada di komplek. Somehow lebih homey. Belum lagi kalau ada masalah di komplek, protesnya bisa rame-rame haha.

4. Closer to Earth
Apartemen: Because I'm getting paranoid  with elevator. Kadang kalo lembur sedikit dan pulangnya harus agak malem, harus memaksakan diri untuk kuat naek lift yang kadang lampunya kedap kedip sendiri, belum lagi kalau di lantai tertentu berhenti tapi nggak ada yang naik. Amsyong.
Terus, kalau pagi-pagi mau ngantor, bayangin 20 lantai, tiap lantai berhenti dan liftnya lama. Wassalam, mau keluar dari gedung apartemen harus setengah jam sendiri.

Rumah: Ini enaknya, ngejemblongin pintu (apa ya bahasa indonya, ini bahasa keluarga Monel haha), langsung menghirup udara segar (kecuali kalau ada yang bakar sampah pagi-pagi). Plus kalau jauh dari perkotaan, masih banyak pohon. Enak banget kayanya napak tanah kurang dari 5 menit tanpa effort yang tak berfaedah.

Mungkin kurang lebih itu aja kali yah. Sisanya sih, pasti balik lagi ke pasangan masing-masing. Intinya sih kalo uda mantep sama pasangan, coba nabung aja buat nyicil rumah, tapi kalau mau sewa apartemen / kos / ngontrak pun nggak apa-apa banget.

Karena sesungguhnya balik ke keputusan tiap-tiap pasangan. Yang penting, tiap tempat tinggal bawa berkah yang diridhoi oleh-Nya. Azeg.

Sekian dan salam jalan-jalan,

Monel dan Kumis

Pantai Tablolong, Kupang, Nusa Tenggara Timur, 2017 Sebelum ketemu Mas Kumis, I spent my time at my office, from 9 am to 12 am. Yes,...

Pantai Tablolong, Kupang, Nusa Tenggara Timur, 2017


Sebelum ketemu Mas Kumis,
I spent my time at my office, from 9 am to 12 am.
Yes, 12 am.

Sebelum ketemu Mas Kumis,
All I have in my mind is how to create
multiple happiness for strangers.
Instead of mine or my loved ones.

Sebelum ketemu Mas Kumis,
I filled my hunger with instant noodles,
junk foods even coffee.
Without realizing how much I have poisoned
my only one body.

Sebelum ketemu Mas Kumis,
I didn't realize that I have to work on my dreams.
I got into what I have now with less efforts.
As long as I got paid, that was all that matters.
Neglecting my own passion.

Sebelum ketemu Mas Kumis,
I missed all those important events with my family,
to ensure
I didn't miss the important event of the stranger's family

Sebelum ketemu Mas Kumis,
I didn't realize the fortune you gain
is supposed to save your future.
Instead of your present. 

Sebelum ketemu Mas Kumis,
Never have I ever thought
I would enjoy building a family.
Creating our own foundation through
countless midnight / on trip conversations.
Overcoming our own challenges.

Sebelum ketemu Mas Kumis,
I didn't realize the harm I put into my life;
Spiritually, physically, mentally.

Sebelum dan sesudah ketemu Mas Kumis,
I realize, he is not perfect. I am not perfect.
We are not perfect.
And these imperfections makes me realize,
I used to live in an illusion. I thought my life was perfect.
And comfortable.
But it's not the reality.

Setelah ketemu Mas Kumis,
I'd like to share my deepest gratitude.
Not only that I finally found my own version of Prince Charming.
But for finally finding someone who leads me
to find my self. 

by Monel
Minggu, 8 July 2018
Ditulis di sebuah Musholla di kantor Mas Kumis

Trotoar menuju kantor. The animation perfectly describe how I feel. Halo sodara-sodara, Selamat berpuasa semuanya! Senangnya yaa bis...


Trotoar menuju kantor. The animation perfectly describe how I feel.

Halo sodara-sodara,

Selamat berpuasa semuanya! Senangnya yaa bisa ketemu bulan spesial ini lagi.
How's your Ramadan so far? Ours are great especially ini tahun kedua kami menjalani ibadah puasa as Pasutri (cie elah).

As mentioned on previous post, kami lagi banyak-banyak nabung dan berusaha tutup mata sama rencana jalan-jalan keliling nusantara khusus di tahun ini. So yes, this post will not mention anything about traveling. And what's so special about this post, it will not mention anything about Mas Kumis as well (maaf sayang :P ).

Semenjak pindahan, lots of changes happened to our lives. Termasuk transportasi kami ke kantor masing-masing. Bhayangkhan, yang tadinya kantor Monel ke rumah cuma 7 km, sekarang berubah jadi 33 km. Dan Mas Kumis yang tadinya 13 km, sekarang berubah jadi 43 km.

Shocking. Tapi harus menerima kenyataan demi menata masa depan yang lebih bhaique. Saya dari Tangerang Selatan menuju Jakarta Selatan sedangkan Mas Kumis dari Tangerang Selatan menuju Jakarta Utara.

Setelah banyak tanya teman kantor, banyak download aplikasi navigasi dan banyak explore sendiri, akhirnya ketemu jalan keluar buat saya. Ternyata tempat tinggal saya deket banget sama Halte Trans Jakarta Puri Beta Koridor 13 Ciledug. Dan amazingnya lagi, saya bisa turun di Halte Tendean yang berjarak hanya 2.3 KM ke kantor saya.

Selang sebulan berlalu, jarak yang hanya 2,3 km ini ternyata di saat peak hours bisa ditempuh sampai satu setengah jam, dengan motor. Insane! Yang kantornya sekitaran Mampang - Tendean - Kuningan pasti tau gimana gilanya macet tersebut. Lalu saya membuat kalkulasi seperti ini:

Mohon diingat, belum termasuk biaya ojol dari rumah ke Halte Puri Beta. Mak tekorrrr.

Lalu tiba-tiba saya tersadarkan. Jarak dari Halte Tendean ke kantor hanya 2,3 km. Sembari naik ojol ke kantor saya sambil melihat arah jalan kaki ke kantor seperti apa. Karena dipikir-pikir bakal seru, maka hari itu (saya lupa kapan), saya putuskan untuk:

Jalan kaki ke kantor dari halte dan sebaliknya.

Dan saya juga tersadar akan satu hal setelah akhirnya memutuskan jalan kaki:


Apa?? Gue harus bayar Rp 480 ribu untuk macet, nyium bau knalpot, senggol-senggolan sama motor laen, ngerelain waktu dan kaki gue yang berharga ini? 

Lalu saya juga came across satu artikel yang menyebutkan fakta seberapa banyak kita jalan kaki di tiap negara:

https://metro.co.uk/2017/07/13/worlds-laziest-country-revealed-and-the-uk-is-looking-pretty-active-6775553/

Kaget? Marah? Nggak terima? Tetapi realitanya memang begitu kawan-kawan. Mari coba tengok keseharian kita, berapa banyak langkah yang kita tempuh per hari. Bisa download aplikasinya yaa untuk menghitung steps.

Target saya, pengen kaya orang Hongkong yang kemana-mana jalan kaki. Kalau bisa 33 km saya jabanin jalan kaki. Yang ada besoknya go-massage 12 jam kali ya.

Aside from this, saya juga merasakan beberapa manfaat lain:

I feel healthier (and happier) than ever. Karena ya itu, jalan kaki, jadi semua gerak. Naik tangga menuju jembatan penyebrangan yang kurang lebih ada 60an anak tangga.  Kaki jadi lebih kuat, jadi jarang kena pilek despite musimnya kaya apa. Lebih banyak energi, nggak gampang ngantuk (padahal saya anaknya Pelor alias nempel molor).

I get to think about everything with myself. Momen untuk berpikir itu priceless menurut saya. Just to reflect back on what have I done for the past 24 hours or more. Apa yang kurang, yang harus saya achieve, saya ada nyakitin orang lain nggak dan sesimpel ntar malem masakin Mas Kumis apa. Kadang sibuknya kerja bikin saya nggak bisa berpikir untuk kebutuhan sendiri.

 Jadi tau fasilitas pedestrian di Jakarta seperti apa. Sebenernya trotoar di daerah pusat perkantoran seperti daerah kantor saya sudah rapi. Apalagi trotoar di design sangat tinggi, mungkin supaya nggak ada motor yang melintas. Tapi kalo udah ada galian kabel, dengan seenaknya ditutup itu trotoar, trus eyke mau ikutan macet di jalan raya segede itu? Hell no.

Everyone is struggling too. Kadang kita suka terjebak sama pemikiran sendiri bahwa kita yang paling menderita. Apparently, ketika saya ngeliat bapak-bapak tua jualan kacamata minus di depan gedung kementrian dan sampe saya pulang masih ngga ada yang beli. Atau kakek-kakek pemulung yang tidur di jembatan penyeberangan. Atau ibu-ibu seumur mama saya tapi masih harus jalan kaki ke kantor yang harusnya bisa santai aja di rumah. Struggle saya mah nggak ada apa-apanya. Yang jelas saya jadi lebih banyak bersyukur.


Tentu saja nggak semua daerah di Jakarta dan sekitarnya punya fasilitas baik untuk para pejalan kaki seperti ke arah kantor saya. Harapannya semoga supaya fasilitas trotoar - zebra cross - jembatan penyebrangan diperbaiki supaya makin nyaman kerja di Jakarta. So, berapa steps kalian per hari? Kuy lah #jalankaki biar makin hepi.

Sekian dari saya, semangat berpuasa sodara-sodara! Salam dari Mas Kumis untuk para pembaca.

Salam jalan kaki,

Monel

Home Sweet Home Halo sodara! I hope you guys miss our writings as much as we miss posting our travel stories! Tetapi tahun 2018 in...

Home Sweet Home


Halo sodara!

I hope you guys miss our writings as much as we miss posting our travel stories!

Tetapi tahun 2018 ini kami diberikan kesempatan melakukan hal lain yang membuat kami belum bisa meluangkan waktu untuk jalan-jalan nih.

Finally, after lots of efforts, tears and sweats, saya dan Mas Kumis bisa pindah ke rumah kecil kami yang nyaman dan menyenangkan! FYI, 1 1/2 tahun di awal pernikahan, kami tinggal di sebuah apartemen yang kami sewa dan letaknya terjangkau dari kantor kami masing-masing.

Setelah berbagai pertimbangan, kami memutuskan bersusah payah di awal demi mendapatkan tempat tinggal permanen sampai jadi kakek nenek uhuy. Walaupun jarak tempuh ke kantor jadi berkali-kali lipat jauhnya, tapi ada perasaan yang beda kalau pulangnya ke rumah sendiri.

Setelah rumahnya dapet, tentu saja mendekor nggak kalah bikin puyeng dibandingkan membeli di awal. Terutama ketika luas rumah yang dibeli dan dana di dompet sama-sama minimalis hehehe.

Nah, berdasarkan pengalaman kami saat mendekor di awal, berikut adalah 7 hal yang harus diperhatikan saat mendekor rumah baru dengan dua syarat: luas minimalis dan budget terbatas.

1. Tema / konsep
Penting banget! Kita nggak mau kan tinggal di dalam rumah yang situasinya bikin kita nggak nyaman karena kita nggak suka dengan barang-barang di dalamnya. Proses ini biasanya memakan waktu lebih lama karena akan menentukan barang yang dibeli. Kenali ciri khas kamu dan pasangan supaya bisa menentukan tema dengan mudah.

Caranya bisa dengan membuat list apa saja yang kamu inginkan dari sebuah rumah. Tulis aja semuanya, ngalor ngidul tapi tetap realistis ya. Lalu bandingkan dengan list pasangan kamu.

Coret daftar yang nggak matching dari daftar kalian berdua. Sisanya kalian pakai sebagai pertimbangan dalam mendekor. Daftar ini sangat berguna sampai jangka waktu lama karena membuat kalian konsisten dalam mempertahankan tema.

Juga berguna untuk mendekatkan diri dengan si doi lhoo.... Karena secara tidak langsung kalian mengenal kepribadian pasangan lebih jauh lagi.

Saya kasih bocoran hasil rembukan dengan Mas Kumis ya.

Saya suka suasana minimalis, nggak ribet, nggak bermotif, nuansa kayu, warna cokelat, warna abu-abu, warna putih, terang, banyak sinar matahari.

Mas Kumis suka suasana nggak ribet, warna putih (bukan karena lambang suci, tapi lambang kebersihan sejati), suasana yang mudah untuk dibersihkan dan dirapihkan, aksen warna mencolok seperti hijau, orange, kuning.

Silahkan tebak sendiri siapa yang harus ngalah dengan list nya hahaha.


2. Ukuran
Karena tadi sudah dibahas, rumah kami ukurannya minimalis, maka penting banget untuk tau ukuran dari masing-masing ruangan di rumah. Lebih bagus lagi kalau kalian punya meteran yang bisa dibawa kemana-mana kaya kontraktor atau orang sipil.

Saya sih pake meteran ngambil gratis di Ikea ajah. Bahannya dari kertas HVS biasa tapi kaya penggaris. Yang sering ke Ikea pasti tau. Selalu sedia di tas sampe lecek and surprisingly it became one of our most favorite tools!

Berbekal pengetahuan ukuran masing-masing ruangan di rumah kalian, lalu ukur setiap furnitur yang mau kalian beli dengan penggaris. Tingginya, lebarnya dan panjangnya. Jangan beli dulu. Foto aja dulu.

Di rumah kalian ukur lagi, dan lihat apakah barang yang kalian beli akan pas atau nggak. Pengalaman kami, beberapa kali beli barang yang ternyata nggak bisa dipasang karena nggak sesuai dengan panjang tembok jadi harus direlokasi. 

Yang iniiiii

3. Tata Letak Stop Kontak
 Saat kalian mau beli sesuatu, pikirkan dengan matang barang apa yang akan kalian letakkan disamping stop kontak. Barang apa saja yang butuh stop kontak.

Ketika ukuran rumah minimalis, jangan sampai kita beli barang terlalu banyak atau terlalu besar sehingga menghalangi akses stop kontak. Nggak mau kan, tiap mau nyolok sesuatu harus geser sana geser sini.

Jangan lupa kasi space sekitar 5-10 cm minimal dari stop kontak ke barang terdekat yang akan diletakkan. Boleh saja beli ditaronya dekat stop kontak tetapi mainkan ukuran barang aja. Misal, beli barang yang bisa ditaro diatas atau dibawah stop kontak sehingga tidak menghalangi aksesnya.

4. Tata Letak Kompor
Perlu diketahui rumah minimalis kami adalah tipe 4L alias Lo Lagi Lo Lagi, sehingga banyak ruangan yang memang saling bersatu padu. Contohnya adalah dapur + ruang keluarga + ruang tamu + ruang makan kami jadi satu uhuk.

Yang harus diperhatikan adalah tata letak kompor dan benda lain yang bersinggungan dengannya. Disini kami sangat berhati-hati dan penuh perhitungan. Jangan sampai ada benda yang memicu kebakaran karena keteledoran kami. Jadi hindari kitchen kabinet yang terlalu dekat dengan kompor, barang-barang dekorasi menjuntai dan bisa terkena api, dan lain sebagainya.

Ingat, rumah itu asset, jadi harus dilindungi seperti hati eneng. Ya nggak, Mas Kumis?
 
5. Material / Bahan Furnitur
Mungkin ketika kalian melihat poin no.5, yang kalian bayangkan adalah jenis cat nya, jenis kayu nya dan lain sebagainya. Tapi tentu saja bukan itu hohoho karena kami berdua bukan orang teknik.

Karena kecintaan berlebih Mas Kumis terhadap kebersihan, sangat penting melihat jenis bahan furnitur yang mudah dibersihkan. Misal, kalau ketumpahan sirop, gampang di lap atau nggak. Kalau kecoret spidol, ada cairan yang bisa bersihin atau nggak. Mudah tergores atau nggak (terutama kalau beli meja yang mau ditaro hiasan dekorasi). Dan lain sebagainya.

6. Ukuran VS Warna / Motif
Sadar diri dengan ukuran rumah yang patut disyukuri, harus pintar bermain warna / motif dari barang yang akan dibeli. Seperti perbanyak warna putih agar ruangan terlihat lega, manfaatkan space langit-langit ruangan, jangan terlalu banyak lemari tapi perbanyak wall-hanging items.

Kami perbanyak referensi dengan buka Pinterest (who doesn't love this App?) dan jangan lupa buka hashtag instagram #homedecor atau #homedecorindonesia atau #homedecorminimalist . Banyak banget ibu-ibu di dunia Instagram yang mahir ngedekor rumahnya. Nggak perlu dicontek, cukup diliat referensinya aja ya.

Karena balik lagi, kita mau rumah sesuai karakter kita, bukan orang lain.

7. Quality over Quantity
Prinsip minimalis hampir wajib hukumnya dipegang oleh pemilik rumah minimalis. Jangan tergoda membeli barang-barang yang nggak akan terpakai.

Jangan tergoda membeli dekorasi yang nggak akan kita lihat juga ntarnya. Beli sesuatu yang bisa dimanfaatkan sebagai storage juga.

Kalau kata Marie Kondo, pengarang buku Life-Changing Magic of Tidying, selalu pilih barang yang akan spark joy, karena kalau nggak spark joy, barang itu cuma akan numpuk dan berujung di gudang.

Sekian tips dari kami, semoga membantu ya!

Halo sodara-sodara! Sebelum scroll kebawah, perlu kami ingatkan agar jangan membaca saat kalian belum makan atau perut keron...




Halo sodara-sodara!

Sebelum scroll kebawah, perlu kami ingatkan agar jangan membaca saat kalian belum makan atau perut keroncongan. Because we guarantee you, makanan di Ternate itu bikin ngiler banget.

Kalau ada yang belum tahu kemana sih kami jalan-jalan selama di Ternate, bisa cek link ini yaa Ternate Part 1 

Jadi inilah tempat makan rekomendasi selama kami jalan-jalan di Ternate. Enjoy!

1. RM Pondok Katu
Kalumpang, Ternate Tengah
Rumah makan ini adalah salah satu rekomendasi untuk menikmati makanan laut khas Ternate. Satu yang kami suka dari tempat ini adalah semua harga dari setiap makanan sudah tersedia di menu. Jadi untuk kalian yang amat sangat memperhitungkan budget jalan-jalan seperti kami, bisa mampir kesini loh. 


Menu restorannya agak ngeblur. Diliatin sama mbak-mbaknya haha.

Suasana restoran yang amat sangat sepi saat kami datang

Ikan bakar nyossss

2. Tapak
Jl. Sultan M. Djabir Sjah, Ternate
Sodara, Ternate punya tempat nongkrong yang hits juga lho. Salah satunya di kawasan Tapak. Kawasan ini berlokasi di sepanjang pinggir pantai yang kedai atau rumah makannya berada di seberang jalan raya. Jadi kalau kalian kesini, bisa milih mau makan di pinggir pantai atau di rumah makannya. Nanti mas / mbaknya yang samper. Kami waktu itu memilih makan di rumah makan supaya bisa mantau makanannya cepet atau nggak keluar dari dapur. Maklum, seharian jalan-jalan bikin senewen kalo laper hahaha.

Karena di Tapak terdapat banyak rumah makan, saran kami pilihlah tempat yang paling terang dan paling ramai, kami lupa namanya haha. Pokoknya keliatan jelas rumah makan itu yang paling laku karena selalu ramai. Nah disini kalian bisa makan menu berat seperti aneka seafood, nasi goreng, mie cakalang dan menu lainnya. Kalo cuma sekedar nongkrong, kami sarankan 3 menu dibawah ini:

1. Pisang Raja 
Pisang raja yang digoreng seperti pisang goreng pada umumnya. Bedanya, di Ternate pisang goreng disajikan dengan semangkok sambal merah, semangkok ikan teri digoreng kering dan semangkok kacang tanah. Cara makannya cukup pisang dicocol ke ketiga jenis condiments diatas secara berurutan terus disantap deh!

2. Pisang Mulut Bebek
Yang berbeda dengan pisang raja, pisang mulut bebek adalah keripik pisang yang digoreng kering. Asumsi Mas Kumis sih, karena bentuk pisangnya menyerupai mulut bebek makanya disebut demikian. Penyajiannya juga sama dengan pisang raja, dengan 3 mangkok condiments diatas.

3. Air Gurakka
Di Ternate pun ada wedang jahe lho sodara! Namanya Air Gurakka. Yang berbeda, wedang jahe khas Ternate ini menggunakan jahe merah, gula merah dan irisan buah kenari kering diatasnya.

Suasana malam di Tapak

Maafkeun kami nggak ada Pisang Mulut Bebek udah keburu habis dilahap

3. Toko Oleh-Oleh Falja
Gang Adlun Falajawa 2, Bastiong Karance, Ternate Selatan
Kalo kalian mau cari oleh-oleh khas Ternate, disini tempatnya. Sayang kami nggak punya foto tokonya. Lokasinya nggak di jalan raya ya, sodara, melainkan agak masuk ke gang gitu.

4. RM Lilian
Di seberang Masjid Raya Al Munawar
Kalo sodara ingin merasakan masakan khas Ternate yang bukan hanya ikan bakar, tempat ini sangat rekomendasi. Rumah makan ini menawarkan paket makanan khas Ternate seharga Rp 240ribuan (sekitar segituan yah bonnya ilang, what an amateur blogger I am hihi). 

Paket tersebut kami makan bertiga dengan supir kami, Pak Mansur, tapi akhirnya banyak yang harus dibungkus. Ternyata meja laen makan paket itu seengaknya ber-ENAM gengs! Haha. 
*Sentil perut sembilan kali*

Oh iya, disini saya belajar cara menyajikan papeda ke piring saya. Dan. Saya. Gagal. Tapi Mas Kumis bisa haha. Mungkin jalan-jalannya harus lebih lama supaya bisa lebih lancar #eh.

Attention please! Ini hanya 50% dari paket yang kami pesan ya.


Nah sodara, mudah-mudahan perjalanan kuliner kami bisa menginspirasi ya!

Oh iya, selama perjalanan kami ke Ternate, kami juga menyempatkan mampir ke Pulau Tidore lho. Ditunggu ya ulasan berikutnya.

Sekian dan salam jalan-jalan!

#monelkumistraveling



Magical view after rain  Halo sodara-sodara! Terima kasih banyak kami ucapkan untuk para pembaca setia blog Monel Kumis yang masi...


Magical view after rain 


Halo sodara-sodara! Terima kasih banyak kami ucapkan untuk para pembaca setia blog Monel Kumis yang masih ngikutin sampe postingan cerita ini yaa (cie berasa ngetop). Beberapa hari kebelakang Monel sibuk gonta-ganti tema blog demi kegampangan readers mengakses cerita perjalanan kami. 
Mudah - mudahan blognya semakin enak dibaca ya sodara!

Ngomong-ngomong nih, pernah nggak sih kalian punya mimpi atau rencana atau cita-cita yang kepengen banget dikabulkan tapi karena satu dan lain hal nggak bisa terwujud? Kami punya. 

Rencana jalan-jalan ke suatu pulau eksotis di Indonesia yang kami idam-idamkan tapi ternyata Tuhan punya rencana lain dan jadinya kami jalan ke pulau lain. Tapi beberapa bulan setelahnya, kesempatan itu datang lagi dan sampai akhirnya terwujud deh! Makanya, jangan pernah menyerah berusaha mengejar mimpi yaa. Mungkin Tuhan berikan suatu pengalihan dulu sampai akhirnya mimpi kalian bisa tercapai. 

Mimpi kami adalah pergi ke Pulau Ternate di Provinsi Maluku Utara, sodara! Berikut beberapa informasi tentang Pulau Ternate sebelum kalian baca referensi perjalanan kami. Sila disimak dan semoga membantu yaa!
  • Kota Ternate terletak dibawah kaki Gunung Gamalama, salah satu gunung merapi di Indonesia yang masih aktif loh gengss. Erupsi terakhir dari Gunung tersebut adalah Desember 2016, setahun persis sebelum kami kesana. Makanya jangan heran kalau di kota banyak petunjuk arah evakuasi erupsi gunung. 
  • Mayoritas penduduk Ternate memeluk agama Islam dan kerajaan Islam terbesar di Indonesia pada jaman penjajahan terdapat di Ternate.
  • Untuk mengelilingi Pulau Ternate yang hanya kurang lebih 40 Km cukup dengan 1 setengah jam. 
  • Kendaraan umum disini adalah angkot yang disebut Mikro (singkatan dari Mikrolet). Kalau Mikro lewat, berasa ada live concert lewat. Volume lagunya dipasang maksimal dan pilihan lagunya gaul abes. Angkot jaman now banget deh
  • Pom bensin hanya ada 4 untuk seisi pulau dan ngga buka 24 jam, jadi antriannya bisa mirip antrian tol jam pulang kantor di Jakarta
  • Nggak ada minimarket macem indoapril atau alfamei, adanya minimarket sampe hipermarket brand lokal semua
  • Jaringan sinyal yang paling kuat di Ternate adalah Simpati
Ketika bete, tak perlu menangis! Datanglah ke Ternate, pulau dengan wisatanya yang eksotis!

Rental Mobil Afatar 
Driver Pak Mansur 
082344303315
Kami dapat nomor kontak dari mas Google. Pak Mansur ini recommended  banget. Orangnya pendiem tapi bisa ngasi referensi jalan-jalan yang banyak. Ramah dan sopan banget. Pakaiannya juga rapi terus dan sigap banget. Bisa merangkap tour guide, fotografer dan teman ngobrol selama perjalanan.

Grand Dafam Bela Ternate
Jl. Jati Raya No. 500, Ternate Selatan
Di Ternate, hotel ini menduduki peringkat no. 1 menurut TripAdvisor, travelsite yang memaparkan ulasan berbagai macam hotel di seluruh dunia.  Karena ulasannya disubmit oleh sesama traveler, maka kami percaya untuk menginap di hotel ini selama perjalanan kami di Ternate. Tapi ternyata..
(+) lokasinya strategis
(+) pemandangannya bagus banget dari lobby hotel, bisa langsung melihat Pulau Tidore
(+) kolam renangnya besar banget, jadi pas kalau mau bawa keluarga
(-) pelayanan front office oh sungguh mengecewakan (email saya yaa kalau mau tahu kenapa)
(-) check-in jam berapapun di atas jam 4 sore, kamar belum siap sesuai jam nya
(-) AC kamarnya rusak :((((((
(-) gedungnya udah tua banget, jadi expect kamar mandi bocor sampe banjir, tembok banyak mengelupas dan lain sebagainya...

Pemandangan dari lobby hotel

Danau Ngade
Desa Ngade, Kelurahan Fitu, Ternate Selatan
Parkir Rp 5.000
Rumah Pohon Rp 5.000/orang
Pelataran Rp 10.000/orang
Total kami bayar Rp 35.000

Sodara, kalian takjub nggak lihat foto cover untuk posting ini? Yak itulah Danau Ngade. Untuk mencapai kesini, perjalanannya agak menanjak seperti ke perbukitan karena keindahan Danau lebih bagus dilihat dari atas. Spot foto untuk melihat keindahannya ada tiga tempat. Yang kami kunjungi hanya satu spot dengan harga diatas ya. 

Pas banget waktu sampai, langsung hujan. Tadinya Mas Kumis yang uda semangat mau foto-foto langsung berkecil hati. Tapi kami tunggu sebentar, eh setelah reda malah pemandangannya jadi bagus banget!

Danau Ngade dengan gunung-gunung eksotis

Bagian pelataran

Rumah pohon (psst, Mas Kumis nggak berani naik kesini lama-lama hahaha)

Wisata Uang Seribu
Desa Fitu
GRATIS

Siapa yang masih punya uang seribu kertas yang lama? Perhatiin deh ada lukisan gunung disana. Nah, lokasi aslinya ada di Ternate, tepatnya Desa Fitu. Saat kesini wajib bawa uang seribu kertas nanti liat foto dibawah yaa alesannya kenapa. Jam yang paling tepat kesini adalah saat air laut sedang surut. Kami kesini saat sedang pasang, jadi nggak bisa main ke pantainya. 

Kalian bisa berfoto dengan uang seribu sambil membandingkan
dengan keindahan aslinya, sodara!

Batu Angus
Parkir Rp 10.000

Lokasi yang satu ini unik banget karena nggak semua kota punya. Batu Angus tercipta karena muntahan aliran lava dari Gunung Gamalama saat erupsi yang membuat batu-batu menjadi hangus. Kemudian lokasi bebatuan yang hangus ini ditata sehingga menjadi tempat wisata yang menarik!

Spot foto rekomendasi kalo kesini.
Found by Mas Kumis for sure.

Foto sama chuyunk-que
Dipotoin sama Pak Mansur

Pantai Jikomalamo
Parkir Rp 10.000

Sodara, kalo kalian kesini mulut sampe mangap deh. Apalagi yang biasa liatnya truk, macet, dan pemandangan normal Jakarta lainnya. Sumpah, air lautnya bening bak kolam renang abis dibersihin, even better! Pantai ini adalah salah satu lokasi spot snorkeling terbaik di Ternate. Karena nggak ada pemandu, kami hanya foto-foto sambil menikmati pemandangan luar biasa (maklum, masih perenang laut amatir haha). 

Sekali-sekali fotografernya nampil yaa.
Gunung dibelakang itu adalah Pulau Hiri

Danau Tolire Besar
Parkir Rp. 15.000
Batu tiga kantong kresek Rp. 5.000

Danau ini memiliki kisah yang mistis nan unik. Saya sendiri baca-baca kisahnya di blog traveler lain. Monggo bisa dibaca disini regykurniawan.com 

Yang jelas, legenda yang disampaikan ke wisatawan adalah seberapa keras kita melempar batu ke danau ini, nggak akan pernah sampai ke permukaan danaunya. Legenda ini pun dijadikan bisnis oleh warga sekitar. Ketika sampai, akan ada banyak anak kecil bawa kantong kresek berisi batu yang dijual ke wisatawan. Saya nyoba lempar sampe batunya abis, udahannya encok, sodara. 

The mystical yet exotic look of  Danau Tolire Jaha

Pantai Sulamadaha 
Parkir Rp 18.000 

Ketika sampai disini, kalian akan langsung disambut oleh pantai berpasir hitam. Namun pantai tersebut bukan spot wisata utama. Kalian masih harus berjalan sekitar 1 Km untuk mencapai spot yang diinginkan. Untuk yang nggak mau jalan kaki, ada juga jasa ojek disini, tapi tarifnya kami kurang tau.

Ketika sampai di spot yang menjadi favorit wisatawan dalam dan luar negeri, kami langsung tersepona. Gila sih, air lautnya bener-bener jernih. Disini juga salah satu spot snorkeling terbaik di Ternate. Lagi-lagi kami hanya duduk dan memandangi airnya yang biru dan transparan banget.

Pantai yang menyambut kami saat sampai. Dari sini masih jalan kaki lagi yaa

Lokasi tempat istirahat di pinggir pantai
Ini pas lagi mendung gengs :( tapi tetep keliatan kan transparan airnya
di ujung kanan bawah :)
Ini kalo kalian datang ke Ternate saat pertengahan tahun. Mendung aja bagus, apalagi cerah omaygat
http://www.lihat.co.id/wisata/pantai-sulamadaha.html


Benteng Kalamata
GRATIS


Dari benteng ini, kami dapat melihat keindahan Pulau Tidore dan Pulau Maitara. Bangunan ini dibangun oleh bangsa Portugis pada saat jaman penjajahan. Kalau mau tahu sejarah lengkapnya bisa cek Indonesia Kaya - Benteng Kalamata

Letak benteng ini ada di pusat kota jadi nggak susah untuk dicapai. 

Gunungnya kaya lukisan banget, sodara :')

Masjid Raya Al-Munawar

Awalnya kami numpang shalat disini karena lokasinya ada di tengah kota. Tapi setelah selesai shalat, kami nengok ke pintu belakang, ternyata terdapat akses langsung ke laut. 

Lagi-lagi kami dibuat kagum. Bahkan di masjid pun kami bisa menikmati keindahan laut Ternate. 
Sempatkanlah untuk foto pemandangan yang terdapat akses dari pintu belakang.

Hal yang perlu diingat saat shalat disini, sepatu ditaro di rak sepatu yang sudah disediakan di depan pintu utama. Karena kami pendatang dan nggak tau ada rak khususnya, kami taro persis di depan pintu samping yang mempunyai akses ke tempat wudhu. Setelah selesai saya kaget, kok sendal saya hilang. Ternyata ditaro di tempat yang rapi oleh anak-anak warga sekitar, dan yang bikin kaget lagi, kami diminta bayar uang jasa jaga sepatu :').

Pintu samping Masjid Raya

Pintu belakang yang nggak sengaja ketemu

Pemandangan dari pintu belakang Masjid Raya

Danau Tolire Kecil
GRATIS

Saat kami mengelilingi kota Ternate (karena bentuknya melingkari gunung Gamalama, jadi kalo keliling satu kota akan ketemu titik awal jalan-jalan), Pak Mansur membawa kami ke spot pantai yang masih alami banget. Ternyata lokasi pantai ini bersebelahan dengan Danau Tolire kecil. Dari pantai kami dapat melihat Pulau Hiri. 

Danau Tolire Kecil
Pantai disamping Danau Tolire Kecil
Pasirnya hitam tapi bersih banget


Taman Sakura (Pantai Tuso Madaha)
Parkir Rp 5.000
Masuk Rp 5.000/orang

Spot ini juga kami temukan karena jalan-jalan keliling Ternate. Letaknya agak jauh dari pusat kota. Jadi tempat ini sebenernya tebing biasa yang bisa melihat pemandangan laut dan gunung. Nah yang unik, disini kalian dapat melihat banyak pohon sakura dan dekorasi kekinian yang instagram-able banget deh. Pohonnya tentu saja buatan ya hehehe. Salut dengan kreatifitasnya lho!

Pintu masuk
Keliatan kan Pohon Sakuranya? Gemes lho ini
Makin ke dalam makin banyak dekorasi yang gemesin
Bisa lho foto disini sama pasangan.
Kalo jomblo foto sendiri aja hehehe


Pantai Kastela
GRATIS

Dimana mencari spot sunset terbaik di Ternate? Salah satunya adalah pantai ini. Nggak ada pos penjagaan untuk bayar tiket masuk karena letaknya di belakang rumah penduduk dan berjarak kurang dari 5 meter dari Benteng Kastela.

Disini suasananya damai banget. Kami hanya duduk-duduk di pinggir pantai menikmati suasana. Ada anak-anak warga sekitar yang bermain di pantai. Jadi mereka menaiki batang pohon beramai-ramai seolah-olah main banana boat terus ketawa-ketawa.

Chilling. 'Cause the sun is almost set
Nemu pohon eksotis ini oh so happy!

Ini pohonnya dari dekat ya

Taman Nukila
GRATIS

Bisa dibilang ini adalah taman kota yang pusatnya di tengah kota (ya eaalah). Di dalam taman ini ada area bermain. Jadi beragam kalangan masyarakat ada disini dan pasti ramai terus. Nah yang bikin beda adalah, taman ini menjadi salah satu spot terbaik untuk snorkeling loh! Dimana lagi bisa snorkeling dari tengah kota yakan.

Bagus banget plang nya, gambar bunga ditiap hurufnya


Area taman bermain untuk anak

Ada orang mau snorkeling
Dan semakin menjauh deh..

Museum Kedaton Ternate
Soa sio, Ternate Utara
Sumbangan seikhlasnya

Awalnya kami sempat kecewa karena saat pagi-pagi kesini sedang ada acara. Jadi kami nggak bisa masuk. Akhirnya kami pergi ke tempat lain. Beranjak siang, kami coba lagi kesini dan bisa masuk. Yay!

Kedaton adalah bahasa Ternate untuk Keraton. Pak Mansur bilang, dia belum pernah masuk ke dalam museumnya. Jadi kalo bawa tamu hanya sampai halaman dan foto-foto karena memang tidak diperbolehkan. Apalagi semenjak sultan terakhir meninggal di tahun 2015. Keadaan "agak memanas" sehingga rumah sultan ini tertutup untuk umum. Saat ini belum ada penerus sultan di Ternate. Beruntung, kami bertemu bapak penjaga yang mau menemani kami jalan-jalan di dalam museum.

Gedung Kedaton tampak luar
Bendera di depan Kedaton

Pintu masuk menuju museum
Salah satu koleksi museum
Foto orang tua dari sultan yang meninggal tahun 2015,
Sultan Mudaffar Sjah
Ruang utama museum
Lukisan Sultan Mudaffar Sjah yang meninggal tahun 2015
Ruang makan museum


Ulasan Museum Kedaton Ternate mengakhiri cerita perjalanan kami di Ternate, sodara! Eh, kok cuma jalan-jalan aja? Mana ulasan kulinernya?

Nah sodara, akan ada dua ulasan menyusul tentang kenikmatan kuliner Ternate juga ulasan mengenai indahnya pulau seberang Ternate, yaitu Pulau Tidore.

Semoga perjalanan kami dapat menginspirasi para pasangan lainnya yang masih ragu-ragu untuk jalan-jalan yaa. Ingat, mumpung masih kuat dan punya waktu, jalan-jalan lah! Karena pengalaman jalan-jalan merupakan investasi tak bernilai di hari tua.

Sampai jumpa lagi semua di post berikutnya ya!

Sekian dan salam jalan-jalan!

#monelkumistraveling